Pengelolaan proses/sarana usaha berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi barang atau jasa. Juga menyangkut tipe peralatan dan teknologi yang digunakan, arus proses, penyusunan fasilitas, dan aspek-aspek lain yang menyangkut peralatan secara fisik atau fasilitas jasa. Proses yang dilaksanakan harus benar-benar diperhitungkan secara matang, karena pada umumnya akan terus dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan tidak mudah diubah-ubah, terlebih bila menyangkut inventasi yang cukup besar. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyerasikan antara proses fisik dan strategi usaha jangka panjang.
Contoh pengelolaan proses: Pada usaha warung makan tegal, tataletak ruangan dan penempatan fasilitas etalase makanan dibuat sedemikian rupa sehingga konsumen bisa langsung melihat makanan yang disajikan. Posisi duduk konsumen pun langsung berhadapan dengan etalase makanan. Pada usaha warung makan sunda, konsumen bahkan diijinkan langsung untuk mengambil makanannya sendiri yang sudah disajikan secara lengkap di setiap meja makan konsumen.
Pengelolaan kapasitas usaha diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, di tempat yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula. Kapasitas untuk jangka panjang ditentukan dari ukuran fasilitas fisik yang dipakai. Sedangkan untuk jangka pendek, kapasitas dapat diperbanyak melalui subkontrak, tambahan gilir-kerja (sift) atau menyewa tempat. Perencanaan kapasitas tidak hanya menyangkut besarnya fasilitas, tapi juga menyangkut jumlah orang yang dibutuhkan dalam pengoperasiannya. Dengan kata lain, harus disesuaikan antara pemenuhan permintaan pasar dan keinginan untuk menjaga stabilitas tenaga kerja.
Contoh pengelolaan kapasitas usaha: Usaha jahitan baju biasanya akan mengalami periode puncak pemesanan saat menjelang hari raya Idul Fitri, maka jika kapasitas yang ada tidak lagi mencukupi, kita bisa menambah waktu kerja karyawan atau menambah/menyewa mesin jahit untuk menambah kapasitas produksi agar dapat memenuhi pesanan yang sedang tinggi.
Pengelolaan sediaan ini mencakup apa yang akan dipesan, berapa banyak dan kapan dipesan. Pengelolaan sediaan mengatur bahan-bahan mulai dari pembeliannya sebagai bahan mentah, proses pembuatan sampai menjadi barang jadi. Memutuskan berapa banyak barang yang akan disimpan sebagai sediaan, dimana penyimpanannya dan halhal lain yang berhubungan dengan sediaan.
Contoh pengelolaan sediaan: Pengusaha kue serabi, misalnya, membeli bahanbahan yang dibutuhkan, memilih sendiri pemasok, serta memutuskan berapa banyak pesanan tepung terigu, gula merah dan lain-lain. Pengusaha kue serabi harus menghitung dengan cermat antara besar pembelian dan sediaan, untuk mengendalikan arus material sesuai kapasitas.
Pengelolaan SDM merupakan hal yang sangat penting dalam operasi, mengingat tidak ada sesuatu yang dapat diselesaikan tanpa SDM yang mencukupi yang mengerjakan produk itu. Pengelolaan tenaga kerja mencakup bagaimana rekrutmen dilakukan, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK. Pengelolaan tenaga kerja diarahkan agar tenaga kerja dan majikan menaati akad kerja yang telah disepakati menyangkut jenis pekerjaannya, deskripsi dan ruang lingkup pekerjaannya, waktu kerjanya dan gajinya.
Contoh pengelolaan tenaga kerja: Pada usaha keluarga, umumnya tenaga kerja adalah anggota keluarganya sendiri, bisa Bapak, Ibu, anak, paman atau saudara. Cara rekrutmennya juga sederhana, hanya berdasarkan kepercayaan. Hal ini tak mengapa. Yang penting akad kerjanya jelas dan kedua belah pihak (majikan dan tenaga kerja) saling ridlo atas kesepakatan ini. Jangan sampai ada silang sengketa di belakang hari, apakah itu menyangkut gaji yang dirasa kecil atau hal lain yang sebenarnya sudah disepakati di akad kerja.
Pada usaha berbasis kelompok atau bahkan yang sudah berbadan hukum, rekrutmen karyawan umumnya sudah menggunakan kualifikasi persyaratan tertentu. Biasanya, terkait dengan keahlian di bidang tertentu (administrasi, manajemen, dll), pendidikan (minimal SMA, D3 atau S1), pengalaman kerja dan lain-lain sesuai kebutuhan. Seperti pada usaha keluarga, pada jenis usaha ini pun akad kerjanya jelas dan kedua belah pihak (majikan dan tenaga kerja) saling ridlo atas kesepakatan ini. Jangan sampai ada silang sengketa di belakang hari, apakah itu menyangkut gaji yang dirasa kecil atau hal lain yang sebenarnya sudah disepakati di akad kerja.
Salah satu fungsi terpenting dari manajemen usaha adalah bertanggung jawab atas mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengelolaan mutu ditujukan untuk memastikan agar barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
Contoh pengelolaan mutu: Konsumen kelas bawah dan menengah umumnya lebih suka dengan barang atau jasa yang berharga murah dan mutu yang lumayan, tidak tinggi. Sikap konsumen ini seringkali menjadi penentu loyalitas mereka untuk membeli atau menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Apalagi, pada jenis barang tertentu, konsumen menemukan ciri khas yang mengesankan. Atas dasar inilah, di sejumlah tempat di Jakarta, bermunculan usaha yang menggabungkan unsur kreativitas dengan sajian makanan. Ada mie ayam/mie baso ceker di bilangan Tebet, ada roti unyil yang khas Bogor, ada rujak bebek asli Garut yang mengitari Jakarta dll. Jadi mie ayam ditambah ceker, roti biasa dibuat dalam ukuran kecil agar bisa sekali santap, ada rujak yang disajikan sudah ditumbuk rada halus. Semua itu adalah kreativitas yang membuat khas dan akhirnya menjadi ciri khas yang dicari oleh konsumen. Ciri khas kini telah menjadi bagian dari mutu yang harus kita sajikan.
Penulis: Karebet Widjajakusuma
Dikutip dan dikembangkan dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani